Kamis, 19 September 2013

di jual DVD original Pelangi di Balik Awan

Dvd original Pelangi di Balik Awan (PDA) tersedia besok ato lusa, PDA produksi Auto The Duck yg disutradai Hirnan Chen (sutradara sekaligus pemain Li Bun Ku) film PDA merupakan film action, comedy dan drama... sayang untuk dilewatkan, bagi yang mau order silahkan hub email yang terdapat di tabel hubungi saya...

cover



synopsis dan trailer

Rabu, 11 September 2013

Misteri "Hantu Janda" di Thailand yang Menewaskan 10 Pria

Misteri "Hantu Janda" di Thailand yang Menewaskan 10 Pria



Leony Li - Penduduk Desa Tambon Tha Sawang, di Surin, Thailand dikabarkan ramai-ramai menggantungkan baju merah di muka rumah mereka. Tapi, ini sama sekali tak ada kaitannya dengan kelompok politik "kaos merah" di Negeri Gajah Putih. Mereka melakukannya untuk mengusir hantu.

Warga desa di teror oleh hantu janda, apalagi beredar rumor hantu janda telah mengambil nyawa 10 pria yang sehat dan mati secara mengenaskan.

Diberitakan dari Bangkok Post, penduduk desa mengungkapkan, 10 pria sehat yang tewas secara misterius, beberapa di antaranya meninggal saat sedang tidur, yang lainnya tiba-tiba jatuh dan kehilangan nyawa saat berjalan.

Para dokter menklaim, semua korban tewas akibat masalah pernafasan dan gagal jantung dikarenakan dari sebuah tekanan tubuh hingga membuat tewas seketika.

Namun, warga desa yang ketakutan lantas memanggil perantara arwah. Kepada penduduk desa dukun itu berkata, hantu janda atau pee mae mai dalam Bahasa Thailand atau disebut oleh penduduk lokal thai lai (sindrom kematian mendadak) sebagai biang keladi.

Perantara itu pun mengusulkan agar penduduk desa menggantungkan baju merah di luar rumah mereka. Untuk mengusir roh jahat. Ia juga mengingatkan, keluarga yang punya anak tunggal berjenis kelamin pria punya kesempatan lebih besar didatangi hantu itu. Harus lebih siap-siap.

Rumor hantu janda pun menyebar ke wilayah lain, seperti Chom Phra dan Tha Tum. "Alasan menggantungkan kaos merah tak menunjukkan pandangan politik, tapi karena aku mengkhawatirkan keselamatan keponakan saya. Jujur aku tak terlalu percaya dengan cerita itu, tapi apa salahnya jaga-jaga," kata seorang warga desa, yang berusia 61 tahun.

Kelompok kaos merah, atau secara resmi disebut nited Front for Democracy Against Dictatorship (UDD) adalah kelompok penentang kelompok kaos kuning atau People's Alliance for Democracy (PAD). Kaos merah dikenal sebagai pihak yang mendukung kudeta militer 19 September 2006. Juga gerakan dibalik protes anti-pemerintah selama berminggu-minggu di tahun 2010.

Sementara, penduduk desa yang lain mengatakan, "Pria-pria yang tewas tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, mereka sehat dan bugar. Saat mendengar rumor tersebut, aku menghormati kepercayaan orang-orang dan ikut memajang kaos merah di depan pintu rumahku," kata pria 42 tahun itu.

Apakah benar hantu janda itu nyata? Sampai sekarang ini misteri ini masih belum terungkap?

8 Makhluk Mistis Menyeramkan Dari Kalimantan

8 Makhluk Mistis Menyeramkan Dari Kalimantan


Kalian semua jika ketemu mahluk halus atau hantu pati kalaian takut bukan takut karena sosok hantu itu di gambarkan dengan bentuk yang menyeramkan nah berikut ini ada Makhluk mahluk mistik yang menakutkan dari Kalimantan Baratapa aja itu yuk kita simak berikut ini.

1. Kuntilanak (Pontianak)


Kuntilanak atau Pontianak merupakan jenis hantu yang sangat umum diketahui oleh penduduk Kalimantan Barat bahkan oleh semua warga Indonesia.
Hantu Pontianak sering digambarkan sebagai wujud wanitacantik yang berambut sangat panjang dan berbaju putih.
Suara tertawanya seram dan kebanyakan meringkih.Lokasi diduga sering ditemukan : kuburan, pohon, rumah tua dan hutan.

kisah misteri


2. Hantu jaring (hantu hujan panas)



Hantu ini muncul pada saat hujan panas. Diyakini oleh orang Kalimantan Barat sering menggangu anak kecil denga menyembunyikannya.
Untuk menangkalnya biasanya dengan menyisipkan daun atau rumput di daun telinga.
Lokasi diduga sering ditemukan : belakang rumah, sawah dan lapangan.

kisah misteri

3. Jembalang tanah



Hantu yang berada di hutan-hutan.
Diyakini sering mengganggu pejalan kaki dan mengakibatkan kaki korban bengkak tidak bisa berjalan.
Lokasi diduga sering ditemukan : hutan dan lapangan.

kisah misteri

4. Hantu Penanggal



Hantu ini berwujud kepala yang dilengkapi dengan organ dari leher sampai perut tetapi tanpa badan (hanya organnya saja).
Cara bergeraknya dengan terbang menggunakan telinganya yang lebar.
Sering mengganggu hewan atau manusia yang akan melahirkan serta diyakini biasanya memakan telur ayam peliharaan penduduk.
Menurut cerita, hantu leak memiliki badan seperti manusia dan pada
saat akan mengganggu penduduk, kepalanya beserta organ dalamnya keluar dari tubuh.

Untuk membunuhnya dapat menggunakan daun jeruju atau duri dan dimasukkan ke dalam rongga tubuh yang ditinggalkan tadi.
Ada juga yang mengatakan dapat dibunuh dengan memutar posisi badan yang ditinggalkannya.
Lokasi diduga sering ditemukan : kandang ayam, rumah bersalin dan rumah penduduk yang akan melahirkan.

kisah misteri


5. Bute


Hantu ini berwujud sapi dengan ukuran yang besar.
Dapat mengganggu manusia yang masuk ke hutan, tetapi biasanya mengganggu sapi ternak
penduduk yang dapat mengakibatkan kematian ternak dengan mukut yang berbuih.
Lokasi diduga sering ditemukan : hutan, kebun, lapangan, semak dan kandang sapi.

kisah misteri


6. Balai Seribu


Jenis hantu ini sering menggangu orang yang masuk ke hutan yang lebat.
Kedatangannya ditandai dengan angin kencang.
Tidak begitu jelas deskripsi atau wujudnya.
Diyakini dapat menyebabkan kematian.
Lokasi diduga sering ditemukan : hutan belantara.

kisah misteri


7. Hantu Kambe’

Hantu kambe’ merupakan jenis hantu yang berwujud setengah kambing (binatang) dan setengah manusia.
Ada yang menceritakan hantu ini memiliki badan manusia dengan rambut
yang panjang dan berkaki kambing (seperti faun dalam dongeng eropa)
tetapi ada juga yang meyakini hantu ini berwujud seperti kambing dengan surai yang panjang.
Hantu ini bertubuh kerdil dan biasanya mengganggu kambing.
Kehadirannya biasanya diikuti dengan suara kambing ribut yang diyakini
disebabkan hantu ini ikut menyusu pada induk kambing.
Lokasi diduga sering ditemukan : semak berlukar dan kandang kambing.

kisah misteri

8. Rabing

Rabing berwujud seperti tikar yang terdapat di dalam air.
Biasanya mendiami sungai-sungai yang angker dan sewaktu-waktu muncul kepermukaan.
Hantu ini dapat menggulung manusia yang berenang sehinga dapat kehilangan nyawa karena lemas.
Kadang-kadang juga digambarkan sebagai sosok makhluk seperti labi-labi.
Lokasi diduga sering ditemukan : sungai dan danau.

Senin, 09 September 2013

li bun ku - In New Era

LI BUN KU - in new era

sebuah film komedi dengan bahasa hakka karya anak singkawang produksi auto the duck, film yang lucu dan menghibur banget.

sinopsis:

Pada suatu hari, Li Bun Ku sedang mengajari Kung Fu kepada orang Kanada ( Entah apa namanya karena Li Bun Ku hanya memanggilnya "Miss") Katanya ingin mengajari Li Bun Ku bahasa Inggris, begitu juga dengan Li Bun Ku, dia juga ingin mengajari "Miss" bahasa Hakka..
Setelah itu, ia disuruh Ayah angkatnya menjemput Muk Sen (Keponakan) yang membawa beberapa apel. Saat Li Bun Ku diusir oleh Preman di Kelenteng, tiba-tiba Muk Sen tercium oleh Li Bun Ku. Ia baru tahu kalau orang yang diciumnya itu adalah Keponakannya. Lalu ia jemput Muk Sen sampai ke rumah (jalan kaki).
Pada saat ia meninggalkan rumah karena merasa tidak dipedulikan Ayah angkatnya, Li Bun Ku ketemu Geng dan intip ketua Geng (Thai Ko) yang sedang luka parah. Sampai ketahuan Li Bun Ku kasih tahu bahwa obat yang ia bawa bisa menyembuhkan ketua Geng tersebut. . . .

part 1

part2

  part3


part4


part5


part 6


part 7


part 8


part 9


part 10

 selamat menikmati

I NOT STUPID 2 PART 2

I NOT STUPID 2 PART 2

 

I Not Stupid Too adalah film Singapura tahun 2006 yang merupakan sekuel dari I Not Stupid. Film ini merupakan film komedi satir yang menggambarkan kehidupan, perjuangan, dan petualangan tiga pemuda Singapura: Tom yang berusia 15 tahun, adiknya Jerry yang berumur 8 tahun, dan teman Tom, Chengcai, yang berusia 15 tahun. Mereka memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya. Film ini menunjukan masalah komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak.
Film ini dirilis pada 26 Januari 2006. Pada Hong Kong Film Awards tahun 2006, I Not Stupid Too dinominasikan sebagai Film Asia Terbaik, namun kalah dengan Riding Alone for Thousands of Miles

I NOT STUPID 2 PART 1

I NOT STUPID 2 PART 1

 

I Not Stupid Too adalah film Singapura tahun 2006 yang merupakan sekuel dari I Not Stupid. Film ini merupakan film komedi satir yang menggambarkan kehidupan, perjuangan, dan petualangan tiga pemuda Singapura: Tom yang berusia 15 tahun, adiknya Jerry yang berumur 8 tahun, dan teman Tom, Chengcai, yang berusia 15 tahun. Mereka memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya. Film ini menunjukan masalah komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak.
Film ini dirilis pada 26 Januari 2006. Pada Hong Kong Film Awards tahun 2006, I Not Stupid Too dinominasikan sebagai Film Asia Terbaik, namun kalah dengan Riding Alone for Thousands of Miles
 .

I NOT STUPID 2 PART 1





 

跑吧孩子 Homerun

跑吧孩子 Homerun

Homerun adalah film Singapura berbahasa Mandarin tahun 2003Film ini merupakan pembuatan ulang film Children of Heaven yang memenangkan penghargaan film Iran, Homerun adalah sebuah drama tentang dua saudara kandung yang miskin dan petualangan mereka ketika sepasang sepatu mereka hilang . Seting film ini tahun 1965 yaitu ketika Singapura memisahkan diri dari Malaysia, film menyindir hubungan politik antara kedua negara, yang mengarah ke pelarangan di Malaysia. Film ini ditulis dan disutradarai oleh pembuat film Singapura Jack Neo, dan diproduksi oleh MediaCorp Raintree Pictures. Di bintagi oleh Huang Wenyong, Xiang Yun, Shawn Lee dan Megan Zheng. Syuting berlangsung di pinggiran pedesaan Kuala Lumpur selama November dan Desember 2002. film yang sangat bagus dan semoga anda terhibur:



 






 

 

那个不够 That One Not Enough - Part 2 END

那个不够 That One Not Enough - Part 2 END

ni yang part 2. semoga terhibur

 

那个不够 That One Not Enough - Part 1

那个不够 That One Not Enough - Part 1

film singapure jack neo...sebuah film tentang keluarga yang sangat mendidik dan menghibur, semoga anda terhibur:

Kamis, 05 September 2013

Amal Kebajikan Dalam Ajaran Tao

Amal Kebajikan Dalam Ajaran Tao


Pernahkah anda berpikir bahwa, kemungkinan memang benar kalau orang yang kaya harta dan kaya akan keinginan untuk berbuat amal dengan tulus itu lebih disayang TAO, dari pada orang yang ngak punya apa-apa, tapi justru malah sering gerundel secara sirik dan menyebarkan gossip dimana-mana untuk memusuhi orang kaya.

Bagi kita Umat TAO memang semua orang itu baik orang “Kaya”, “Miskin” ataupun “Setengah Miskin”, diberikan kesempatan yang sama untuk berbuat “Kong Tek” ( amal kebajikan).


Namun rasanya saya bisa memahami kalau ada yang mengatakan bahwa : “Orang kaya yang selalu berbuat amal kebajikan dengan tulus, akan lebih disayang oleh TAO, dari pada orang miskin yang kikir untuk berbuat “Kong Tek” ( amal kebajikan). Makanya kita yang SIUTAO dengan benar, seharusnya bisa selalu berusaha mempersiapkan diri dalam segala aspek kehidupan, agar Dewa/Dewi (Shen/Shien) berkenan memberikan segala bentuk HOKI kepada kita, yang nantinya akan sangat berguna bagi diri kita untuk mencapai “TEK TAO” ( mendapatkan TAO).

Percayalah bahwa Dewa/Dewi (Shen/Shien) hanya akan memberikan HOKI kepada Umat yang memang telah siap menerima HOKI tersebut, kalau belum apa2 sudah berniat menjadi orang malas dan miskin, maka percayalah, itu juga akan terkabul berkat kemauan dirinya sendiri.


“Kesempatan berbuat Kung Tek” adalah sama bagi siapapun juga, karena perbuatan “Kung Tek” tidak melulu dengan harta saja. Nah sekarang kalau ada dua orang yang sama tingkatan moralnya, yang satu kaya raya, dan yang satu miskin habis, maka jelas terlihat kalau cuma manusianya saja yang sama dan tak ada bedanya. Tapi yang kaya harta, tetaplah menang satu modal, yaitu kekayaannya itu, sehingga kalau dibilang dalam menggapai kesempatan berbuat Kung Tek, jelas yang kaya harta lebih menguntungkan donk.


Hanya saja, kita harus tetap waspada, karena harta benda sering dapat membutakan mata hati seseorang, sehingga sering orang yang kaya raya melupakan TAO YANG MAHA AGUNG. Sehingga sering kali kita bisa dengar perkataan dari mulut orang kaya raya yang keblinger berkata bahwa : “Dia sudah tidak membutuhkan TAO lagi. ” Namun, yah… wajarlah, karena Kekayaannya itu telah membuat dia jadi “ Buta”.

Lain lagi kalau sudah MISKIN masih menyebar kebodohan dengan mengatakan bahwa TAO ITU TIDAK ADA.  Kalau ini sih hanya bisa dimaklumi sajalah… bahwa memang dia itu merupakan KETURUNAN ORANG ber-IQ JONGKOK.

Nah dengan demikian kita bisa mengerti bahwa :Sebagai orang yang SIUTAO, tidak boleh takut menjadi kaya, karena jika SIUTAO-nya benar, walaupun kaya seperti apapun, tetap saja dia tidak akan diperbudak oleh harta kekayaannya.” Malahan sebaliknya, dia bisa menggunakan segala kekayaannya itu, dijalan SIUTAO dengan cara yang tepat guna. Sehingga bisa menjadi semakin kaya, baik didalam hal keduniawian maupun spiritualitasnya.

Sedangkan bagi yang belum terlalu kaya, mestinya kita juga harus bisa “mempersiapakan diri”, dengan belajar pengetahuan Ajaran Agama TAO yang lebih baik, belajar ketrampilan-ketrampilan agar bisa memiliki penghidupan yang lebih baik lagi. CIANG TAO dengan benar, membantu acara-acara ritual keagamaan dengan sekuat tenaga, giat bekerja dan belajar sambil berdoa dengan tekun. Setelah semuanya siap, maka yakinlah pasti akan tiba gilirannya bahwa anda juga merupakan orang kaya berikutnya.


Pesan Moralnya :BAGI YANG SUDAH KAYA, HARUS SELALU INGAT BAHWA KEKAYAANNYA ITU TIDAK AKAN BISA DIBAWA MATI, BAGI YANG MASIH MISKIN JANGAN PUTUS ASA DALAM MEMPERSIAPKAN DIRI MENYONGSONG HOCKI DARI TAO !

Di dalam Ajaran Agama TAO, kita disarankan untuk hidup secara sederhana, apakah ini berarti kita tidak boleh untuk senantiasa mengejar harta kekayaan ? Padahal, biasanya manusia itu selalu berambisi untuk mencari harta sebanyak2nya dan jika tidak mempunyai usaha/semangat/motivasi yang tinggi, maka akan sulit untuk bisa sukses dan menjadi orang kaya. Lalu, secara alamiah bagaimana cara kita untuk bisa menjadi orang kaya secara benar ? Boleh saja khan, kita mengejar harta kekayaan SEMBARI hidup secara sederhana. Jaman semakin “rawan”, ada baiknya orang yang sudah kaya sekalipun bisa selalu hidup secara sederhana.

AGAMA TAO tidak melarang orang menjadi kaya harta apalagi kaya batin, bahkan dianjurkan keduanya kalau bisa di SIU (dijalankan) pada waktu yang bersamaan. Untuk itu ada pepatah yang populer dalam AGAMA TAO mengatakan : “JUN ZI AI JAI, QI ZHI YOU TAO” artinya Manusia sejati juga membutuhkan harta benda, memperolehnya harus dengan cara2 yang sesuai dengan Ajaran AGAMA TAO. “JAI BU LU YAN, SHENG HUO JIN JIAN, XIAO YAO ZI CAI, HUO BU LING MEN” artinya Tidak pamer kekayaan, hidup sederhana dan rajin bekerja, hati santai selalu mengikuti alamiah, malapetaka akan selalu jauh dari dirinya.

Nah…, dari kedua ungkapan ini, kita bisa tahu bahwa untuk menjadi manusia sejati haruslah selalu bisa mengembangkan diri di dalam segala bidang kehidupan, tentunya dalam hal2 yang positif lho !!! Dengan demikian, tentunya secara alamiah kita sudah bisa mempersiapkan diri menjadi orang yang sukses, termasuk sukses untuk menjadi orang kaya.

Sehingga mau tidak mau, berambisi atau tidak, pasti kesempatan akan datang menghampirinya, tinggal bagaimana menentukan “Jalan”nya, mau jadi orang kaya yang seperti apa ??? Bagi saya pribadi, kalau bisa sih… menjadi orang yang kaya batin sekaligus kaya harta, sehingga saya bisa tetap hidup sederhana dan tetap banyak berbuat “Kung Tek” ( amal kebajikan ).

Itulah pentingnya kita belajar AGAMA TAO, supaya kita bisa mempersiapkan diri secara lahir dan batin, dalam menyongsong kesuksesan dikemudian hari. Dengan berpedoman, kalau berhasil yah… kita bersyukur, kalau belum berhasil, yah… harus tetap bersyukur juga, dengan tetap selalu merevisi diri.

Memang ada ungkapan yang mengatakan “JAI MI XIN JIAO, BU DE SHAN ZHONG” yang artinya harta benda sering membutakan mata hati, sehingga banyak yang berakhir secara menyedihkan. Artinya, kekuatan “magic” harta benda itu sangat besar, rayuan harta benda sering membuat orang kehilangan hati nurani. Disinilah pentingnya Umat AGAMA TAO untuk selalu waspada dan selalu berpegang teguh kepada Ajaran AGAMA TAO, supaya kita tidak jatuh menjadi “Budak Harta” seperti kebanyakan manusia awam.

Besar kecilnya “Kung Tek”, tidak ditentukan oleh penilaian manusia, oleh karena itu carilah selalu kesempatan untuk berbuat “Kung Tek”, “Kung Tek” adalah perilaku yang terbaik umat manusia. Jadi… ngak usah dipikirkan seberapa besar “Kung Tek” yang dapat kita perbuat, sekecil apapun bantuan yang dapat kita berikan, pasti bermanfaat bagi orang lain.

Ingat sebuah pepatah dalam hal membantu seseorang yaitu : “Lebih baik memberi kail / pancing dari pada memberi ikan “ Tapi ada satu hal lagi yang tidak boleh kita lupakan, jangan lupa… berdayakan terlebih dahulu diri sendiri dengan meningkatkan kemampuan diri, baru bisa menolong orang lain.
Ini sesuai dengan anjuran : “Sebelum menolong orang lain, harus bisa menolong diri kita sendiri dulu ”

Ajaran Taoisme


Taoisme merupakan aliran falsafah penting di Cina sesudah Konfusianisme. Bentuk ajarannya yang awal dinisbahkan kepada Lao Tze dan Yang Chu. Tetapi sebagai faham falsafah, Taoisme baru dikenal pada abad ke-1 SM. Yang pertama kali menyebut sistem ini sebagai madzab falsafah ialah Ssu-ma Ch`ien dalam bukunya Shih Chi ( Rekaman Sejarah).

Sudah tentu sebelum abad ke-1 SM Taoisme telah berkembang dan dasar-dasar pokok ajarannya telah dirumuskan oleh para pendirinya.
Yang menjadi persoalan hingga kini ialah siapa sebenarnya pengasas pertama Taoism.
Ada yang mengatakan Yang Chu (440-366 SM). Tetapi ada pula yang memandang Lao Tze yang hidup sezaman dengan Kon Fu Tze. Perkiraan bahwa orang pertama yang mengajarkan Taoisme adalah Yang Chu sebagian didasarkan pada dugaan bahwa kitab Tao Te Ching baru disusun pada abad-abad kemudian, lama sesudah wafatnya Lao Tze yang dipandang sebagai penulis kitab induk Taoisme.

Tetapi beberapa sarjana seperti Creel meragukan bahwa ajaran Yang Chu benar-benar bercorak Taois, Creel sependapat dengan kebanyakan sarjana sastra Cina yang meyakini bahwa pendiri Taoisme adalah Lao Tze. Yang diajarkan Yang Chu hanyalah semacam naturalisme mistis, yaitu persatuan manusia dengan alam.

Namun ajaran itu tidaklah lengkap sebagaimana ajaran Lao Tze. Dalam falsafah naturalismenya Yang Chu, sebagaimana Lao Tze sebelumnya, mengajarkan perlunya hidup bersahaja dan selaras dengan alam. Ia menolak hedonisme material yang merajalela pada zamannya.
Sebagai sistem falsafah, Taoisme sering dianggap sebagai falsafah mistik, bahkan sebagai salah satu bentuk mistisisme tertua di dunia yang berpengaruh hingga abad ke-20. Ia berbeda dari Konfusianisme yang menekankan pada persoalan manusia sebagai anggot sosial, kehidupannya dalam etika dan politik. Taoisme menaruh perhatian besar terhadap persoalan metafisika dan persatuan mistikal antara manusia dengan alam. Sebagai ajaran falsafah, Taoisme dirumuskan secara mantap oleh Chuang Tze, penafsir Tao Te Ching, kitab falsafah berbentuk puisi yang dinisbahkan kepada Lao Tze sebagai pengarangnya.

Sebagai ajaran falsafah, Taoisme dimulai dengan skeptisisme. Skeptisisme ini timbul dari kekecewaan terhadap keadaan masyarakat dan situasi politik di Cina pada abad ke-5 M. Pada masa itu banyak sekali peperangan dan pembrontakan. Korupsi dan penyelewengan merajalela. Raja-raja, bangsawan dan panglima-panglima perang hidup penuh kemegahan dan kemewahaan di atas kesengsaraan rakyat.

Menurut para penganut Taoisme, peradaban hedonistis dan materialistis telah merusak kehidupan manusia. Untuk memulihkan peradaban yang sedang sakit manuia perlu kembali kepada alam dan menyatu dengan alam.

Pernyataan kekecewaan itu tampak dalam sindiran Chuang Tze: “Bekerja membanting tulang seumur hidup tanpa pernah melihat hasilnya, dan bersusah payah bekerja keras tanpa mengetahui apa yang akan dihasilkan – bukankah yang demikian itu sangat menyedihkan? (Legge 1927: I.390.)

Tampaknya Taoisme merupakan sistem falsafah yang mengajarkan pesimisme. Namun hal ini disangkal oleh banyak ahli sejarah falsafah Cina. Justru menurut mereka adalah sebaliknya, Taoisme malah mengajarkan optimisme. Tetapi sebelum kita membahas sistem falsafah ini sepatutnya kita mengetahui dulu beberapa istilah dan konsep kunci yang dikemukakan para penganjurnya.

Tao atau Jalan Kebajikan :

Tao berarti jalan yang dilalui seseorang dalam perjalanannya kehidupannya. Konfucius memberi arti sebagai jalan atau cara bertindak yang benar dan penuh kebajikan dalam kehidupan moral dan politik. Dalam pengertian ini kata-kata Tao tidak mengandung makna metafisik. Bagi Lao Tze berbeda, tao memiliki pengertian metafisik. Lao Tze mengartikannya sebagai asas yang menyusun segala sesuatu. Ia sederhana, tanpa bentuk, tanpa gerak, tanpa hasrat, tanpa upaya. Ia ada sebelum adanya langit dan bumi. Karena adanya penciptaan dan berkembangnya peradabam, manusia kian jauh dari Taom jalan yang benar dan penuh kebajikan spiritual. Karena itu manusia semakin jauh dari kebahagiaan.

Tao ibarat kendi penuh walau pun kosong. Darinya orang dapat menimba air tak habis-habisnya dan tidak perlu mengisinya lagi. Demikian ia, begitu luas dan alam tidak terhingga. Tidak tampak yang paling tua di antara adanya. Semua karam di dalamnya, pucuknya sekalipun rata di sana. Perkara-perkara paling rumit pun sirna. Cahaya kemilau rata menyebarkan keriangan. Segala yang mustahil kembali menuju kesederhanaan. Setenang alam baka ia. Tak tahu aku putra siapa dia.

Huruf Cina untuk Tao terdiri dari ‘kepala’ yang melambangkan orang yang mengetahui dan pada bagian lain terdapat simbol orang yang sedang melakukan perjalanan. Setelah berkembangnya ajaran Lao Tze, ia diberi arti sebagai jalan atau asas bekerjanya alam semesta dan dunia dalam perputaran kehidupan. Dalam perjalanan atau perputaran itu, tammpak tanda-tanda menuju ke arah Hakikat asal, dari mana segala sesuatu bergerak kembali.
Tao kadang merupakan kata kerja dan kata benda, misalnya dalam baris pertama sajak pertama Tao Te Ching.

Jalan ( Tao ) yang dapat dijalani atau ditempuh bukan jalan abadi
Nama yang dapat diberi nama bukan nama yang sesungguhnya
Tao juga diberi makna sebagai Deitas, yaitu keadaan Sang Pencipta sebelum turun ke alam penciptaan.

Te atau Kebajikan :

Te diberi arti kebajikan, watak, pengaruh dan kekuatan moral. Huruf untuk kata Te tersusun dari ideograf : (1) Pergi; (2) Tegak; (3) gambar yang berarti Hati. Secara bersama-sama artinya ialah dorongan yang digerakkan oleh keteguhan batin.

Dalam kamus bahaa Cina abad ke-2 M Shuo Wen chieh Tzu ( Keterangan mengenai kata-kata dan analisis huruf Cina), Te juga ditaksirkan sebagai ‘pengaruh lahir seseorang dan pengaruh batin dari diri’. Berdasarkan arti ini kemudian Te dipahami sebagai kebajikan rohani, falsafah, hikmah atau kearifan yang tinggi.

Sifat Tao Menurut Lau Zhi


Sifat Tao tidak terbatas dan meliputi seluruh alam semesta, semua benda dan makhluk dalam kekuasaanNya, karena semua berasal dari Tao dan kemudian setelah tiada akan kembali kepada Tao. 

Sifat Tao tercermin dalam rangkaian kata yang indah pada kalimat pembuka kitab Tao Tee Cing, “Tao, Khe’ Tao, Fei Ch’ang Tao; Ming, Khe’ Ming, Fei Ch’ang Ming” yang dapat diartikan, ” Tao yang dapat dibicarakan, bukanlah Tao yang sebenarnya atau yang abadi; dan nama yang dapat diberikan, bukanlah nama yang sejati.” (Tao Tee Cing I,1) (“The Way that can be described is not the absolute Way; the name that can be given is not the absolute name.”) Tao tidak mempunyai nama, karena sudah ada sebelum terjadinya langit dan bumi.
Berapa banyak ‘nama’ yang dapat manusia berikan untuk Yang Mutlak, Yang Tiada Berawal dan Berakhir, Yang Kuasa, Yang Esa, dimana semuanya itu disesuaikan dengan tradisi dan kebudayaan setempat serta tingkat pencapaian spiritual seseorang. Nam, Lok, Brahman, Purusha, Prakriti, Hyang Adi Buddha, Eli, Eloi, Yehovah (YHWH), Yahweh, Iaveh, Kyrios, Adonai, Bapa di Surga, Amitabha di Tanah Suci, Allah, Tuhan, God, Lord, Th’ien, Shang Ti, dan tentunya masih banyak lagi. 

Dalam kitab Veda Hindu, dikatakan, Manusia memanggil Tuhan dengan berbagai nama, tetapi orang yang bijaksana mengetahui bahwa Tuhan hanya Satu.” Lau Zi mengakui bahwa nama `Tao‘ terpaksa Beliau berikan sesudah mencapai Kesempurnaan. Kata-kata memiliki keterbatasan sedangkan Kebenaran tidak dapat diungkapkan. Mencoba memahami Kebenaran dengan menggunakan kata-kata yang terbatas tersebut hanya akan menimbulkan penyimpangan. 

Dengan kebijaksanaan yang tinggi Beliau mengetahui, bahwa Tao sebagaimana nama yang diberikan tersebut, adalah sumber dari segala benda dan makhluk, sebagaimana dinyatakan berikut : ” Wu Ming, Th’ien Ti Ci’ Hsi You’ Ming, Wan Wu’ Ci’ Mu’ yang dapat diartikan : ” Tiada nama, itulah kondisi permulaan terjadinya Langit dan Bumi. Setelah ada nama itulah sumber dari segala benda.” (Tao Tee Cing I,2). (“Nameless it is the source of heaven and earth; named it is the mother of all things.”).
 
Kedua kalimat pembuka dalam Tao Tee Cing tersebut ( Bab I, ayat 1 dan 2 ) mendapatkan tempat yang sangat istimewa dalam ajaran Lau Zi, dan dianggap sebagai suatu intisari ajaran yang sepantasnya dipahami secara mendalam sebelum melangkah pada uraian berikutnya. Tanpa mengerti inti Tao yang sangat sulit diuraikan tersebut (sulitnya seperti menguraikan pencapaian moksha dalam Hinduisme ataupun pencapaian Nirvana dalam Buddhisme), dan konsep ‘Tiada Nama’ [Wu Ming] yang menyertainya, maka pemahaman berikut akan menjadi bacaan sia-sia belaka. 

Pendekatan filsafat Barat yang mendekati konsep penjabaran sifat Tao tersebut adalah Logos, suatu prinsip yang mendasari segala sesuatu di dunia ini. Bersatunya manusia dengan Roh Kudus merupakan inti realisasi diri dalam pendekatan ajaran filsafat Barat tersebut. Di dalam Hinduisme dapat dilihat adanya kesamaan dengan doktrin Brahman, dimana realisasinya terwujud dalam tingkat pencapaian moksha, bersatunya Atman (diri) dengan Brahman

Sedangkan dalam Buddhisme, dapat disamakan dengan konsep Dharmakaya, yang mana merupakan sifat Kebuddhaan yang melingkupi segala sesuatu yang eksis di dunia ini, realitas pencapaiannya bercirikan dengan terbebasnya segala bentuk keterikatan terhadap sifat ke-aku-an dan kemelekatan duniawi yang menyebabkan penderitaan, yang dikenal dengan tercapainya Nirvana/Nibbana

Mengingat banyaknya naskah Tao Tee Cing dari berbagai terjemahan yang dapat dijumpai di kebanyakan toko-toko buku ataupun di kebanyakan situs jaringan (web sites) di internet, maka Penyusun tidak akan menguraikannya semua secara berurutan. Penyusun mencoba mengelompokkan menurut topik yang diuraikan dalam Tao Tee Cing, sehingga dengan demikian akan membantu Pembaca untuk memahami intisari ajaran Lau Zi. Walaupun begitu, tetap disarankan untuk dapat membaca secara lengkap isi dari Tao Tee Cing tersebut. 

Kekuatan tak terlihat yang menciptakan dunia ini adalah sesuatu yang paling hakiki. Keberadaannya terdapat dalam setiap derap kehidupan yang dapat kita jumpai dalam setiap kejadian sehari-hari. Setiap metode atau teknik yang terlalu rumit untuk menjelaskan hal ini, hanya akan menyebabkan kekacauan. Tao yang memiliki sifat suci dan kosong tidaklah berwujud, samar, kekal, tiada awal dan tiada akhir, namun merupakan sumber dari Alam Semesta. ” Ada suatu benda yang sifatnya samar, namun menjadi pencipta dari segala benda di seluruh alam semesta ini. Benda itu sudah ada terlebih dahulu sebelum ada langit dan bumi, sifatnya suci dan kosong. Dia berdiri sendiri dan tidak berubah, kekal dan abadi. Mengelilingi dan meliputi semuanya dengan tanpa berhenti dan tidak ada akhirnya, sehingga dapat dikatakan Ibu dari Alam Semesta.” (Tao Tee Cing XXV, 1-2). 

Ungkapan sifat Tao tersebut dapat disamakan dengan pengertian Yang Absolut dalam pengertian Buddhisme sebagaimana dinyatakan dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : ” Atti Ajatam Abhutam Akatam Asamkatan ” (artinya : Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak.”) Lau Zi mengakui bahwa sulit bagi Beliau untuk dapat memberikan suatu nama ataupun julukan kepada hal yang absolut tersebut, namun untuk dapat mengenalNya maka disebut saja ‘Tao‘. 

Dengan demikian, ungkapan tersebut memperlihatkan bahwa kita janganlah terpaku pada kata-kata, sebagaimana jari yang menunjuk bulan, janganlah kita terpaku pada jari telunjuk tersebut, melainkan arah yang ditunjuk yaitu cahaya bulan itu yang harus kita temukan sendiri. ” Aku tidak mengetahui namaNya, aku catat dan menyebutNya `Tao’.” (Tao Tee Cing XXV, 3 ). 

Keterpaksaan penamaan tersebut juga terbesit dalam pengertian Buddhisme mengenai penjabaran arti kosong yang disebut ‘Sunya ‘, sebagaimana disebutkan dalam Madhyamika-Shastra XV, ” Tidak dapat disebut kosong atau tidak kosong atau dua-duanya, atau bukan dua-duanya. Tetapi untuk mencirikannya disebut saja ` Sunya ‘.” Angka `satu’ dapat diindentikkan dengan Yang Maha Esa yang dalam ajaran Lau Zi disebut Thay Chi’. Dan dari `satu’ terciptalah `dua’ yang disebut Yin dan Yang atau sifat wanita dan pria atau sifat energi negatif dan positif. 

Dari penggabungan dua sifat ini lantas melahirkan sifat ketiga, dan dari ketiga ini akan tercipta sifat keempat, kelima dan seterusnya. “Tao menciptakan satu, satu menciptakan dua, dua menciptakan tiga dan tiga menciptakan segala benda dan makhluk yang berwujud dan terhampar di alam semesta ini. ” (Tao Tee Cing, Bab 42, 1). Sifat ‘Satu’ adalah Chi’, yang berarti energi asal, atau roh yang dapat dikonotasikan dengan pengertian kata dalam Yahudi, Ruach, dimana berarti nafas atau roh, baik berasal dari Tuhan ataupun dari manusia.

Sifat ‘Satu’ ini merupakan kekuatan hidup yang melingkupi dan memberikan gerak kehidupan kepada semua makhluk, suatu energi dunia yang membawa alam semesta ini ke dalam bentuk kehidupan, dan terus bertahan selamanya. Chi’ dalam pengertian Hinduisme dan Buddhisme dapatlah diidentikan dengan karma atau gudang kesadaran [alayavijnana] sebagaimana konsep yang dikembangkan dalam ajaran Yogacara [Vijnanavada/Wei Shih Cung] yang dirintis oleh Asanga (hidup sekitar abad ke-4 sesudah masehi) dan saudara keduanya, Vasabhandhu (th. 316-396) di India. Asanga mempercayai telah menerima doktrin Yogacara dari Buddha Maitreya secara langsung dari langit. 

Ajaran Yogacara ini kemudian dibawa ke daratan Tiongkok oleh Maha Acarya Tripitaka, yang terkenal sebagai bhikshu penjiarah ke India, Hsuan Tsang (th. 602-664). Kemudian Hsuan Tsang mendirikan sekte Ch’eng Wei Shih Lun, dimana ajaran pokoknya mengatakan bahwa benih karma universal yang tersimpan dalam gudang kesadaran [alayavijnana] merupakan pembentuk umum dan benih karma tertentu sebagai pembentuk pembeda masing-masing individu. Chi’ yang senantiasa mengalir bersama kehidupan setiap makhluk hidup seperti aliran listrik , dimana tidak akan berhenti walaupun bola lampunya telah mati. 

Sehingga sifat ‘Satu’ ini dapatlah disebut sebagai energi murni [yuan chi’]. Sifat ‘Dua’ merupakan pencerminan kekuatan kembar Yin (energi negatif) dan Yang (energi positif). Perwujudan utama dari sifat ‘Dua’ ini adalah Langit dan Bumi. Sedangkan sifat yang ‘Tiga’ adalah manusia, dan secara bersama disebut ‘Sang Tiga’. Dari ‘Sang Tiga’ inilah terwujud segala bentuk kehidupan. 

Ungkapan dalam bahasa China untuk ini adalah Wan Wu, yang diterjemahkan secara hurufiah sebagai ‘sepuluh ribu benda atau makhluk’ , dimana secara harfiah berarti ‘terlalu banyak untuk dihitung’, karena meliputi seluruh isi dunia. Untuk dapat mengenali sifat keberadaan Tao, maka Lau Zi senantiasa meniadakan keinginan duniawi yang dapat menyebabkan keterikatan. Lau Zi yang telah mencapai Kesempurnaan memungkinkannya untuk bersatu dengan Tao karena Beliau telah mengalahkan hawa nafsu dan terbebas dari keterikatan duniawi.  

” Maka dengan selalu meniadakan keinginan aku melihat keberadaan Tao.” (Tao Tee Cing I,3). Ajaran Lau Zi sesuai dengan sifat alam yang dapat diumpamakan dengan sinar matahari yang menyinari seisi alam tanpa membeda-bedakan kaya dan miskin, kecil dan besar, suka dan tidak suka. Segala sesuatu di dunia ini berimbang, dimana ada positif akan timbul negatif, ada kaya maka akan diketahui ada miskin, ada cantik maka dapat dikenali jelek. 

Semua itu adalah pencerminan sifat Tao yang senantiasa berpasangan. Segala sesuatu adalah apa adanya, dan tiada memiliki perbedaan antara baik dan buruk. Tetapi karena tindakan kita memberi nama dan membeda-bedakan, sehingga burung merak dikatakan indah dan menarik, dan babi dikatakan jelek dan kotor. Tetapi apakah benar babi menyadari dirinya jelek dan kotor? Untuk dapat mengerti inti dari setiap hal, kita harus dapat menempatkan posisi diri kita pada sudut pandang yang benar.

Setiap keberadaan memiliki inti dari segala sesuatu karena ia berhubungan dengan segala sesuatu yang lain. Meskipun kelihatannya muncul dan berdiri sendiri, tetapi ia mengalir bersama derap langkah kehidupan dan tiada terpisahkan secara keseluruhan. ” Di dunia ini, segala sesuatu yang indah dan baik, bilamana telah diketahui oleh manusia, disamping itu pasti ada yang jelek dan jahat.” (Tao Tee Cing II,1).

Lau Zi juga menjelaskan, bahwa sifat Tao luhur adanya, dimana tercermin dari ekspresi kagum Beliau atas keberadaan Tao yang tidak diketahui telah ada sejak kapan. Aku tidak tahu anak siapakah Tao itu, rupanya Dia sudah ada lebih dahulu.” (Tao Tee Cing IV,6). Sifat dan kegaiban alam semesta kelihatan kosong, tetapi justru di dalam kekosongan tersebut terdapat sesuatu yang tiada batasnya. Manusia dalam berbuat, tidaklah perlu takut akan kehilangan. 

Semakin kita berbuat kebajikan, maka semakin cepat kita terisi kembali dengan kebahagiaan. Itulah sifat Tao yang senantiasa mengisi kembali yang telah digunakan untuk kebajikan. Alam semesta seperti alat yang menghasilkan angin (pompa), walaupun kosong tetapi tidak pernah berakhir. Makin banyak dipompa makin banyak menghasilkan angin.” (Tao Tee Cing V, 3). Menurut Lau Zi, sifat Tao sesuai dengan air, mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sifatnya lunak dan lentur, dimana selalu dapat menyesuaikan diri. 

Merupakan suatu unsur yang terpenting dalam kehidupan di dunia, dapat berdiam di tempat yang bersih maupun tempat yang kotor. Demikian juga dengan kebajikan yang diperbuat manusia, tiada memperhatikan perbedaan, itulah yang akan membawa kebahagiaan. Perbedaan merupakan sumber malapetaka di dunia ini. Berbagai perang antar negara dan suku yang terjadi dari sejak dahulu kala, hanya karena disebabkan perbedaan yang mementingkan sifat ke-aku-an masing-masing pihak. 

Garis perbedaan yang lebar antara kaya dan miskin, akhirnya menimbulkan kecemburuan sosial. Sifat Tao pada intinya tidak membedakan, hanya manusialah yang membuat perbedaan berdasarkan daya pikir masing-masing individu atau kelompok sosial tertentu, sehingga persaingan selalu terjadi di alam maya ini, dimana akhirnya menyebabkan makin banyak penderitaan. ” Kebajikan bagaikan air. Air menguntungkan semuanya dan tidak pernah bersaing. Air senantiasa mengalir ke tempat yang lebih rendah, bahkan di tempat yang kotor sekalipun, sehingga air seperti sifat Tao.”

Penganut Yang Mencapai Taoisme


Hou Dao Hua, adalah seorang penganut Tao (Taoisme), yang berasal dari Gunung Emei, kemudian mengembara hingga tiba di padepokan Tao, Yong Le Guan Zhong dan menetap di sana. 
Pada suatu hari, terjadi angin topan, bangunan di Guan Zhong pada roboh tertiup topan, Taoisme lainnya meninggalkan Yong Le Guan dan pergi ke padepokan Tao yang lain, hanya Hou Dao Hua yang tetap tinggal di sana, dengan pengalaman yang tak terperikan, akhirnya berhasil memperbaiki tempat itu yang rusak. Dao Hua sangat ramah dan rendah hati.

Setiap Taoisme atau wisatawan yang datang ke Guan Zhong, ia sambut dengan hangat dan ramah. Banyak sekali orang yang menganggap Dao Hua bagaikan abdi suruhan, namun Dao Hua tetap melayaninya dengan senyuman, tidak mempermasalahkan sikap orang lain. Dao Hua suka membaca buku, acap kali membaca dengan suara nyaring dan keras. Suatu kali ada yang bertanya kepadanya untuk apa belajar? Dia menjawabnya, "Di atas dunia tidak ada dewa yang buta pengetahuan". 

Dalam sekilas puluhan tahun telah berlalu, pada suatu hari, dari atas tiang istana di Guan Zhong tiba-tiba keluar cahaya berwarna, semua Taoisme banyak yang menyatakan aneh. Dan lagi di suatu hari, ketika Dao Hua naik ke atas tiang untuk memperbaiki, kemudian terlihat lagi cahaya seperti yang dilihat sebelumnya. 

Dao Hua berusaha mencari dengan seksama, akhirnya menemukan sebuah kotak kecil, dan cahaya memang berasal dari kotak kecil tersebut. Dao Hua lalu membuka kotak kayu itu, dan menemukan di dalamnya masih terdapat sebuah kotak kayu yang telah disepuh dengan emas, setelah dibuka menemukan beberapa obat. Dao Hua berpikir bahwa ini mungkin adalah obat peninggalan Liu Tian Shi seperti yang dikatakan orang. Lantas, obat itu dimakannya.

Paginya setelah 7 hari, Dao Hua bangun tidur, mandi dan berhias diri, kemudian di depan kelenteng membakar dupa, memandangi langit memberi penghormatan, dan berkata, "Tidak lama lagi akan ada dewa yang datang menjemputku naik ke langit." 

Semua orang menganggap perkataannya adalah omongan gila. Namun tidak lama kemudian, tampak di atas pohon pinus depan Guan Zhong ada burung bangau berputar-putar, serta terdengar alunan musik kayangan, Dao Hua tiba-tiba membubung ke angkasa, terbang ke atas pohon, dan duduk bersila, serta cukup lama tidak bergerak. 

Semua orang yang melihatnya baru mengetahui bahwa Dao Hua benar-benar telah menjadi dewa, dan dengan segera memberi penghormatan perpisahan kepada Dao Hua. Dao Hua juga melambaikan tangan kepada semua orang mengucapkan terima kasih, kemudian duduk di awan dan melayang naik ke angkasa di tengah alunan musik kayangan. 

Dalam Taoisme, Buddhisme dan legenda rakyat Tiongkok, banyak sekali kisah latihan kultivasi yang mencapai kesempurnaan. Membubung ke langit pada siang hari adalah semacam bentuk kesempurnaan. Saat melayang terbang, tidak peduli apakah dengan menggunakan bangau, naga, atau awan, semuanya begitu indah dan sangat luar biasa.

Kultivasi Tao


Dari dulu sampai sekarang, banyak orang yang mencari dewa menanyakan Tao ( Jalan keTuhanan ), dengan silih berganti. Beberapa orang mampu mendapat Tao dan menjadi dewa, hidup kekal abadi.

Pahit atau manis rasanya hanyalah orang yang berkultivasi Tao sendiri yang mengerti, bukan orang lain. Sambung-menyambung dalam lima ribu tahun budaya Tionghoa, banyak orang berhasil berkultivasi mendapat Tao.
Bo Shan Fu adalah orang Gu Yong Zhou. Beliau berkonsentrasi menempa diri di Hua Shan, berlatih Tao. Ia sering pulang kampung mengunjungi kerabat dan kawan-kawan. Beliau hidup selama dua ratus tahun, wajahnya tetap muda.

Setiap kali Bo Shan Fu pulang kampung, ada satu keluarga yang selalu diperhatikan, yang berkaitan dengan perbuatan yang baik ( kebajikan ) ataupun karma jahat (dosa) yang dibuatnya. Bo Shan Fu akrab sekali dengan mereka, sepertinya memiliki hubungan dengan keluarga ini. Beliau dapat meramalkan masa depan keberuntungannya atau kesusahannya, tak ada yang tidak menjadi kenyataan.
Kemenakan perempuan Bo Shan Fu sudah berumur delapan puluh tahun, telah lanjut usia dan banyak penyakit. Saat Bo Shan Fu pulang mudik memberi beberapa obat dewa untuk kemenakannya, tanpa ragu sedikit pun ia menelan obat dewa tersebut, segera wajahnya berubah menjadi muda lagi, seperti bunga persik. Pada satu kali saat Kaisar Han mengutus utusan pergi ke He Dong, tiba-tiba melihat di kota sebelah barat ada seorang wanita sedang memukul orang yang sudah tua. Kakek itu membisu dengan kepala tertunduk menerima hukuman. Utusan itu merasa sangat aneh, beliau mendekati lalu bertanya apa yang terjadi. Wanita itu berkata, "Laki-laki tua ini adalah anak saya, dulu paman memberikan obat dewa.

Saya suruh ia makan tapi tidak dituruti, mengira saya akan meracuni dia, kini sudah tua seperti ini, jalan pun tak dapat mengejar saya, oleh karena itu barulah saya menghajarnya."Utusan itu bertanya pada wanita dan anaknya, mereka sudah berapa usianya. Wanita itu menjawab, "Saya sudah berumur dua ratus tiga puluh tahun, sementara anak saya baru saja berumur delapan puluh tahun." Selanjutnya wanita ini juga pergi ke Hua Shan Xiu Dau

Zhuang Zi, Boddidarma Utama Taoisme Bersama Lao Zi

  Zhuang Zi, Boddidarma Utama Taoisme Bersama Lao Zi


Zhuang Zi (莊子) 369-286 SM atau Chuang Tse, pernah menjabat sebagai pejabat pemerintah yang menonjol selama hidupnya. Namun, untuk waktu singkat, dia adalah seorang pejabat kecil di kampung halamannya. Dia pernah ditawari posisi perdana menteri oleh raja suatu negara, tapi dia menolaknya.


Zhuang Zi, daripada memperdagangkan kebebasannya untuk berperan sebagai seorang pejabat pemerintah, lebih baik menjadi kura-kura ilahi yang menjual kulitnya untuk disembah.


Karena melihat dari sesuatu yang  eksentrik , Zhuang Zi menjalani kehidupan yang sangat miskin tapi tidak pernah pesimis. Dia menjaga jarak dari para pejabat pemerintah yang menikmati kemewahan, dan ia tidak memiliki ketidaknyamanan dengan pakaian ditambal, mangkok nasi yang kosong, atau bahkan kadang-kadang hidup atas kebaikan orang lain.


Dia menganjurkan pencerahan melalui melepaskan kekhawatiran duniawi dan mengikuti jalan  Tao. Ia dikenal  sebagai Boddidarma utama ajaran Tao bersama dengan Lao Zi.


Karena ajaranTao tidak mengejar ketenaran, kekayaan, atau karier, atau ketertarikan pada pengakuan publik, sedikit yang diketahui dari kehidupan Zhuang Zi. Namun, buku yang mencantumkan  namanya, "Zhuang Zi" (juga dikenal sebagai "The Classic Murni Nan-hua"), selama generasi itu telah banyak dikagumi , dan telah mendorong ribuan penelitian dan interprestasi literatur.


Diakui sebagai orang bijak dan imajinatif, Zhuang Zi menggunakan banyak kiasan dan sindiran lucu dalam tulisan-tulisannya. Dia percaya bahwa alam harus dibiarkan tidak terganggu, dan  manusia harus berusaha untuk menjadi selaras dengan lingkungan.


“Zhuang Zi telah menarik banyak orang dari lapisan masyarakat luas, dan penulis filsafat (philosophy) telah menemukan pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan sehari-hari. Bukunya telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di seluruh dunia.


Pada diri "Zhuang Zi", ia mencerminkankan efek negatif sebagai apa yang disebut peradaban, dan mengekspresikannya sebagai aspirasi kebebasan spiritual. Istilah ini kemudian dianut di leteratur duniawi dan karya seni visual. Dia menganjurkan bebas dari keterikatan duniawi, dan  sangat bertolak belakang terhadap orang-orang yang mengejar kemuliaan diniawi atau kesenangan materi.  


Zhuang Zi percaya bahwa kesuksesan terbesar di masyarakat yaitu “berbuat tanpa melakukan, mengatur dengan tidak menggerakkan apapun (wu-wei).” Ini mendorong tindakan yang sangat sempurna bahwa segala sesuatu mengikuti secara wajar,  dan tidak ada jejak yang nyata dari pengarang; dan itu sepenuhnya selaras dari sifat hati dari dunia Tao.


Oleh karena itu di dalam masyarakat, penguasa harus memerintah tanpa intervensi yang disengaja. Tanpa tekanan dari penguasa, setiap orang mengikuti hatinya dengan kebebasan spiritualnya dan masyarakat  akan berjalan dengan harmois.


Tidak seperti institusi ajaran Kongfucu, yang berkenaan dengan tanggung jawab social pengikutnya,  filsafat Zhuang Zi  lebih memfokuskan pada kehidupan pribadi seseorang serta kebijaksanaan spiritual. Kemudian banyak intelektual Tionghoa berpaling pada filsafat ini dalam turbulensi  perubahan dinasti. (EpochTimes)

sumber

Watak dan Cara Hidup Lao Zhi


Konon, watak dan cara hidup Laozi (老子) memang luar biasa. Menurut catatan sejarah (Shi Ji), Laozi dikatakan dapat hidup sehingga 160 tahun, malah juga dikatakan lebih dari 200 tahun. 

Hal ini disebabkan karena beliau pandai mengendalikan latihan tenaga dalam dan memupuk sikap hidup yang santai sehingga kesehatannya terjaga dengan baik. 

Cerita tentang umurnya yang begitu panjang mungkin sudah dibesar-besarkan, tetapi Laozi memang sudah terbukti pandai menjaga kesehatan dan dari cara hidupnya dilihat memang memungkinkan untuk mengekalkan umur yang panjang. 

Ada legenda yang memberikan gambaran yang hidup tentang Laozi ketika berusia 50-an, yaitu menunggang lembu yang berwarna hijau, memakai jubah yang berwarna kuning muda dan tali pinggang berwarna putih, dengan wajah matang, alis dan rambutnya sudah menjadi putih. Imej peumpamaan itu seperti seorang Dewa panjang umur,  jika mengikut cerita-cerita yang dikisahkan dalam kesusasteraan tradisi China. 

Pada zaman Dinasti Sui, terdapat seorang penganut agama Tao yang bernama Wang Zhiyuan yang meramalkan bahwa Dinasti Sui akan digantikan dengan Dinasti Tang.  Memandangkan nama keluarga bakal raja pertama Dinasti Tang itu bermarga Li,  yaitu Li Yuan, maka Wang Zhiyuan pun mulai memuji dan mengampuh Li Yuan dengan menceritakan bahawa pengasas ajaran Tao adalah Li Er, untuk menunjukkan bahwa mereka berdua mempunyai nama keluarga yang sama, iaitu Li. 

Pada tahun 617 Masehi, Li Yuan telah membawa tenteranya untuk menyerang Huoshan, tetapi tergendala akibat hujan lebat yang turun tanpa berhenti. Setelah mendengar berita itu, Wang Zhiyuan pun mengatur seorang "Utusan Dewa Baiyi" untuk memberitahu Li Yuan tentang tarikh hujan akan berhenti, malah laluan yang patut diikutinya untuk melancarkan serangan. 

Tidak lama setelah itu, Li Yuan mencapai kemenangan besar dengan bantuannya itu, Wang Zhiyuan segera menyebarkan sebuah kabar yang katanya diperolehi daripada seorang Dewa Yaitu, "Kau akan menerusi negara ini pada masa depan." 

Dengan demikian, Li Yuan dan anak-anaknya turut menjadi raja seorang demi seorang, mereka bersama-sama menyembah Laozi sebagai nenek moyang bagi keluarga mereka. 
 
Pada tahun 666 Masehi, Raja Gaozong mengeluarkan titiah untuk memberikan gelaran "Raja Tai Shang Xuan Yuan" kepada mendiang Laozi. Di samping itu, baginda juga mengeluarkan perintah supaya agama Tao diberi kedudukan yang lebih tinggi daripada agama Buddha.

Pada tahun 674 Masehi, Ratu Wuzetian pula menitahkan supaya kitab "Tao Te Ching", "Kitab Xiao" (ajaran tentang bersopan santun dan berbudi bahasa kepada ibu bapa) serta "Lun Yu" (sebuah karya yang terkenal yang dihasilkan oleh Konfusius) menjadi subjek yang digunakan dalam ujian untuk memilih calon pegawai. 

Selepas itu, Raja Ruizong juga membuat keputusan untuk menjadikan dua orang puterinya biarawati agama Tao, lalu menitahkan supaya dibina dua biara yang megah, iaitu Jinxian dan Yuzhen untuk didiami oleh mereka.

Pada tahun 733, Raja Xuanzong menitahkan supaya setiap keluarga mesti memiliki kitab "Tao Te Ching". Baginda menghasilkan penjelasan yang terperinci terhadap setiap ayat dalam kitab tersebut sebagai tanda menghormati ajaran Tao. 

10 tahun selepas itu, baginda menitahkan untuk memberikan gelaran yang lebih tinggi kepada Laozi, iaitu "Maharaja Sheng Zu Xuan Yuan" dan sebagainya. Kedudukan Laozi dan agama Tao ditingkatkan ke satu tahap yang begitu tinggi yang tidak pernah ada sebelum itu. 

Pada hakikatnya, perintah dan tindakan seumpama itu yang dilaksanakan oleh pihak berkuasa pada masa itu hanyalah bertujuan untuk membodohkan rakyat dan melemaskan pemikiran mereka supaya dapat mengukuhkan pemerintahan masing-masing. 
sumber 

Rabu, 04 September 2013

Manusia Manunggal Dengan Tuhannya


“Manusia manunggal dengan Tuhannya”, merupakan konsepsi orang Tiongkok kuno, namun zaman sekarang tidak banyak yang benar-benar memahami makna kata tersebut.

Aliran Taoisme (ajaran dari Laotse abad ke-6 SM yang menganjurkan bertindak sesuai alam, dan bukan melawannya) berpendapat: tubuh manusia merupakan sebuah alam semesta kecil.
 
Dengan kata lain, satu per satu tubuh manusia adalah selaras dengan alam semesta, di dalam alam semesta terdapat apa, maka di dalam tubuh manusia juga terdapat padanannya. Tubuh manusia merupakan miniatur alam semesta. Ini kedengarannya sangat misterius, sebenarnya tidak juga.

Dirasakan misterius, lantaran manusia tidak memahaminya lantas merasa dalamnya makna tersebut tak terukur dan tak mampu mengenalinya. Tidak misterius, dikarenakan setelah Anda memahami dan menjalani Tao (harafiah: jalan, jalan spiritual menuju kesempurnaan), segala sesuatunya akan tercerahkan.

Seorang arif bijaksana mengatakan, mengetahui satu kebenaran ribuan fenomena pun tercerahkan. Alam semesta saling terkait berkat satu Tao.

Oleh karena tubuh manusia adalah sebuah alam semesta kecil, dan satu per satu darinya berpadanan dengan maha alam semesta. Selanjutnya, di bawah ini, penulis berdasarkan tubuh manusia sebagai contoh, yakni berdasarkan ilmu tubuh manusia modern, untuk membahas hukum alam semesta. Yakni dengan mengungkap Tao yang berpadanan dengan tubuh manusia.

Agar memudahkan pemahaman, penulis berdiri pada sudut pandang ilmu biologi, lebih dahulu membahas prinsip mekanisme struktur tubuh manusia, lalu membahas mekanisme alam semesta yang berpadanan dengan struktur ini yakni hukum alam semesta yang saling berpadanan.

Kebanyakan orang pernah membaca kalimat ini: “Manusia manunggal dengan Tuhan-nya (harafiah: manusia menyatu dengan Langit).” Namun yang benar-benar memahaminya barangkali tidak seberapa banyak.

Apa yang disebut dengan “bergabung, terkatup” (aksara mandarin: 合 dibaca: He)? Anda mengambil sebuah tutup berbentuk persegi dan ditutupkan di atas botol dengan bentuk bulat, apakah bisa tergabung? Jelas tidak bisa.

Maka agar bisa terkatup, harus memenuhi syarat apa?

Tergabung harus bisa berpadanan, yakni harus memiliki titik-titik perpaduan, dan titik itu harus bisa satu per satu berpadanan dan tersambung, barulah dapat disebut sebagai tergabung.

Sedangkan tergabung menjadi satu, aksara mandarin, 合一 (dibaca: He Yi), maka persyaratan yang dipenuhi harus lebih tinggi. Maka ia harus terkatup dengan sempurna, yakni kedua benda tersebut nyaris berpadanan atau berselaras dengan sempurna, juga seluruh titik perpaduan harus satu per satu cocok, terhubung dan tersambung, maka barulah bisa menggabungkan dua benda menjadi satu.

Mengingat orang zaman kuno telah mengusulkan konsepsi Manusia manunggal dengan Tuhannya, lagi pula orang-orang kuno ada yang pernah mencapai taraf tersebut bukankah itu bermakna bahwa tubuh manusia memenuhi persyaratan manunggal dengan Tuhan?

Karena memenuhi persyaratan manunggal dengan Langit, maka tubuh manusia dengan tubuh langit harus berpadanan, bisa satu per satu dipadukan, itulah mengapa Taoisme mengatakan, Tubuh manusia merupakan sebuah alam semesta kecil.

Maka itu wajar bila Taoisme beranggapan bahwa manusia terlahir dari saripati dan energi langit dan bumi (alam semesta) dan merupakan jiwa terkemuka dari segala makhluk bumi. 


Sejak zaman dahulu kala, di alam jagad raya juga barulah umat manusia yang mampu berkultivasi memperoleh buah sejati (kesempurnaan yang telah dicapai melalui kultivasi atau penempaan diri melalui perombakan sifat-jiwa), dan memperoleh Tao sejati. Karena tubuh manusia adalah yang paling sempurna dan ia memiliki semua unsur berpadanan di dalam alam semesta.
sumber