Rabu, 04 September 2013

Diatas Langit dan Dibawah Langit, Penghormatan Adalah Pada Tao

Dahulu, dimasa Kaisar Han Wen Ti, beliau terkenal akan sifatnya yang hormat, hemat, moralitas, bakti, rajin dan mencintai rakyat. Setiap hari setelah selesai mengatur negara, kaisar selalu membina diri, dan sering membaca kitab Suci Tao Tek Cing.

Namun walau sudah begitu lama membacanya, tapi dia masih tidak mengerti. Thai Sang lao Cin tergugah hatinya, sehingga berubah menjadi seorang tua di tepi sungai membangun sebuah gubuk, dan menyebut dirinya Kakek sungai dan bermaksud menjelaskan makna kitab suci Tao Tek Cing.


Setelah Kaisar mendengar kejadian ini, dia meminta pejabatnya untuk menanyakan makna Kitab Suci Tao Tek Cing padanya. Kakek sungai menjawab, “Tao sangatlah mulia, kebajikan amat berharga, bukan dengan numpang tanya sudah bisa mengerti!” Pejabat itu pulang kembali dan menjelaskan kejadian ini pada Kaisar.

Kaisar kemudian pergi sendiri untuk bertanya pada kakek itu. Kakek sungai sama sekali tidak mau membuka mata melihatnya, dan tetap duduk tak bergerak, bahkan tak membalas penghormatan Kaisar.

Kaisar menjadi amat marah dan dalam hati berkata, “Tao Tek Cing mengatakan, Tao Agung, Langit Agung, Bumi Agung, Raja Agung, semuanya ada 4 besar, dan Raja adalah salah satunya.” Walaupun kamu memiliki Tao, namun di sini kamu masih adalah rakyatku, untuk apa menyombongkan diri?” Kakek sungai mengerti akan suara hati Kaisar.
 

Saat itu, kakek tersebut lalu berdiri dan terbang naik 100 m diatas tanah, lalu menengok kebawah dan berkata, “Sekarang saya diatas bukan dilangit, dibawah bukan dibumi, mana bisa disebut lagi sebagai rakyatmu ?” terdengar suaranya yang membahana dan menggetarkan langit!

Kaisar segera menyesal akan kata-katanya tadi, dan menghormat untuk memohon pengampunan atas kesalahannya. Kakek sungai bukan saja tidak mempersoalkan kesalahannya, bahkan menjelaskan makna Tao Tek Cing padanya, namun tidak menyampaikan dharma hati sanubari kepadanya.


Sangat disayangkan, “Kebijaksanaan” yang sangat dihormat dan berharga, langit dan bumi tiada tandingannya, tapi pada saat berhadapan dengan orang bijak, menjadi biasa !

Oleh karena itu, walaupun Kaisar Wen Ti sebagai putra langit, tapi ketika bertemu dengan Guru bijak, sehingga berbuat kesalahan. Hal ini karena hatinya tidak bisa tulus dan belum sempurna, sehingga tidak mendapatkan Tao sejati. Bertemu seperti tidak menemuinya !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar