Rabu, 04 September 2013

Manusia Manunggal Dengan Tuhannya


“Manusia manunggal dengan Tuhannya”, merupakan konsepsi orang Tiongkok kuno, namun zaman sekarang tidak banyak yang benar-benar memahami makna kata tersebut.

Aliran Taoisme (ajaran dari Laotse abad ke-6 SM yang menganjurkan bertindak sesuai alam, dan bukan melawannya) berpendapat: tubuh manusia merupakan sebuah alam semesta kecil.
 
Dengan kata lain, satu per satu tubuh manusia adalah selaras dengan alam semesta, di dalam alam semesta terdapat apa, maka di dalam tubuh manusia juga terdapat padanannya. Tubuh manusia merupakan miniatur alam semesta. Ini kedengarannya sangat misterius, sebenarnya tidak juga.

Dirasakan misterius, lantaran manusia tidak memahaminya lantas merasa dalamnya makna tersebut tak terukur dan tak mampu mengenalinya. Tidak misterius, dikarenakan setelah Anda memahami dan menjalani Tao (harafiah: jalan, jalan spiritual menuju kesempurnaan), segala sesuatunya akan tercerahkan.

Seorang arif bijaksana mengatakan, mengetahui satu kebenaran ribuan fenomena pun tercerahkan. Alam semesta saling terkait berkat satu Tao.

Oleh karena tubuh manusia adalah sebuah alam semesta kecil, dan satu per satu darinya berpadanan dengan maha alam semesta. Selanjutnya, di bawah ini, penulis berdasarkan tubuh manusia sebagai contoh, yakni berdasarkan ilmu tubuh manusia modern, untuk membahas hukum alam semesta. Yakni dengan mengungkap Tao yang berpadanan dengan tubuh manusia.

Agar memudahkan pemahaman, penulis berdiri pada sudut pandang ilmu biologi, lebih dahulu membahas prinsip mekanisme struktur tubuh manusia, lalu membahas mekanisme alam semesta yang berpadanan dengan struktur ini yakni hukum alam semesta yang saling berpadanan.

Kebanyakan orang pernah membaca kalimat ini: “Manusia manunggal dengan Tuhan-nya (harafiah: manusia menyatu dengan Langit).” Namun yang benar-benar memahaminya barangkali tidak seberapa banyak.

Apa yang disebut dengan “bergabung, terkatup” (aksara mandarin: 合 dibaca: He)? Anda mengambil sebuah tutup berbentuk persegi dan ditutupkan di atas botol dengan bentuk bulat, apakah bisa tergabung? Jelas tidak bisa.

Maka agar bisa terkatup, harus memenuhi syarat apa?

Tergabung harus bisa berpadanan, yakni harus memiliki titik-titik perpaduan, dan titik itu harus bisa satu per satu berpadanan dan tersambung, barulah dapat disebut sebagai tergabung.

Sedangkan tergabung menjadi satu, aksara mandarin, 合一 (dibaca: He Yi), maka persyaratan yang dipenuhi harus lebih tinggi. Maka ia harus terkatup dengan sempurna, yakni kedua benda tersebut nyaris berpadanan atau berselaras dengan sempurna, juga seluruh titik perpaduan harus satu per satu cocok, terhubung dan tersambung, maka barulah bisa menggabungkan dua benda menjadi satu.

Mengingat orang zaman kuno telah mengusulkan konsepsi Manusia manunggal dengan Tuhannya, lagi pula orang-orang kuno ada yang pernah mencapai taraf tersebut bukankah itu bermakna bahwa tubuh manusia memenuhi persyaratan manunggal dengan Tuhan?

Karena memenuhi persyaratan manunggal dengan Langit, maka tubuh manusia dengan tubuh langit harus berpadanan, bisa satu per satu dipadukan, itulah mengapa Taoisme mengatakan, Tubuh manusia merupakan sebuah alam semesta kecil.

Maka itu wajar bila Taoisme beranggapan bahwa manusia terlahir dari saripati dan energi langit dan bumi (alam semesta) dan merupakan jiwa terkemuka dari segala makhluk bumi. 


Sejak zaman dahulu kala, di alam jagad raya juga barulah umat manusia yang mampu berkultivasi memperoleh buah sejati (kesempurnaan yang telah dicapai melalui kultivasi atau penempaan diri melalui perombakan sifat-jiwa), dan memperoleh Tao sejati. Karena tubuh manusia adalah yang paling sempurna dan ia memiliki semua unsur berpadanan di dalam alam semesta.
sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar